ANGKA KEMISKINAN KABUPATEN OKU TIMUR
Anwar Ashari, BPS OKU Timur |
Masalah
kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian
pemerintah di wilayah regional manapun termasuk di Kabupaten OKU Timur. Kemiskinan
memiliki wujud yang beraneka ragam termasuk rendahnya tingkat pendapatan dan
sumber produktif yang menjamin kehidupan yang berkesinambungan, kelaparan,
kekurangan gizi, rendahnya tingkat kesehatan, keterbelakangan, kurang akses
kepada pendidikan serta layanan-layanan pokok lainnya. Berbagai program penanggulangan
kemiskinan telah diterapkan oleh pemerintah dan salah satu aspek penting untuk
mendukung strategi
penanggulangan
kemiskinan
adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran.
Badan
Pusat Statistik (BPS) selaku lembaga
penyedia
data resmi pemerintah menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs approach)
dalam pengukuran kemiskinan. Kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran). Kemudian penduduk miskin
didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita perbulan
lebih kecil dari Garis Kemiskinan (GK). Garis Kemiskinan merupakan representasi
dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok
minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan
kebutuhan pokok bukan makanan.
Garis
Kemiskinan Kabupaten OKU Timur tahun 2015 sebesar Rp 241.731,- per kapita per
bulan. Nilai tersebut merupakan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan oleh penduduk
Kabupaten OKU Timur untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan dan bukan
makanan. Nilai tersebut naik 4,16 persen dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2014
sebesar Rp 232.073,- per kapita per bulan. Jumlah
penduduk Kabupaten OKU Timur yang berada di bawah garis kemiskinan tahun 2015
sebesar 72.840 orang (11,24 persen). Angka tersebut meningkat jika dibandingkan
dengan angka tahun sebelumnya, dimana tahun 2014 sebesar 65.250 orang (10,13
persen).
Pada dasarnya besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi
oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Jatuhnya harga komoditas produksi
perkebunan yang merupakan komoditas unggulan penduduk Kabupaten OKU Timur
menjadi penyebab meningkatnya angka kemiskinan tersebut. Secara ekonomi jika penghasilan penduduk
menurun yang dikarenakan turunnya harga komoditas produksi tentu refleksi
terhadap pengeluaran adalah menunda kebutuhan atau mengurangi kebutuhan
terutama kebutuhan non makanan.
Hal ini terjadi pada penduduk yang sebelumnya tergolong tidak miskin namun
penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan kemudian dengan menurunnya
penghasilan penduduk tersebut bergeser posisinya menjadi miskin.
Untuk
melengkapi analisa tentang kemiskinan Kabupaten OKU Timur perlu disajikan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Adapun Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
angkanya mengalami peningkatan dari 1,35 tahun 2014 menjadi 1,51 pada tahun
2015. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten OKU Timur
tahun 2015 meningkat dibanding tahun 2014 dari 0,27 menjadi 0,34. Hal ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Kabupaten OKU
Timur cenderung makin menjauhi garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan antar
penduduk miskin juga semakin besar.
Saran
kebijakan yang dapat diambil oleh Pemerintah Kabupaten OKU Timur adalah dengan
mengupayakan peningkatkan harga komoditas unggulan penduduk baik beras maupun
karet sehingga dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Upaya untuk menciptakan
iklim usaha yang kondusif melalui
penyediaan sarana produksi yang terjangkau dan terjamin ketersediaannya,
memperhatikan prasarana terutama perbaikan jalan, kemudahan pelayanan untuk
memperoleh kredit usaha bagi usaha mikro dan kecil juga perlu untuk ditingkatkan.
(Sumber
Data, BPS 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar