Pertanian; Sektor Unggulan Tapi Tidak Lagi Populer
Terbit pada Harian OKU Timur Pos, Senin 09 September 2019
Anwar Ashari, SE., MM. |
Sektor pertanian memegang peranan
sangat penting dalam perekonomian Kabupaten OKU Timur. Pada sektor ini sebagian
besar penduduk menggantungkan kehidupannya. Setidaknya terdapat sebesar 61,34
persen dari penduduk yang bekerja melakukan aktivitas pada lapangan usaha
pertanian. Hal ini merupakan cerminan besarnya potensi ekonomi yang dimiliki oleh
Bumi Sebiduk Sehaluan.
Potensi keuangan suatu wilayah tidak selalu
berarti sesuatu yang berwujud uang, tetapi sangat berkaitan dengan potensi ekonomi.
Apabila suatu wilayah memiliki potensi ekonomi yang besar, diharapkan potensi
keuangan juga akan sama besarnya (Sumodiningrat, 2016).
Potensi ekonomi suatu wilayah merupakan modal dalam pelaksanaan pembangunan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam perhitungan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lapangan Usaha, kategori pertanian mencakup
semua kegiatan ekonomi atau lapangan usaha yang meliputi pertanian tanaman
pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian
dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan.
Berdasarkan
Publikasi PDRB Kabupaten OKU Timur Menurut Lapangan Usaha 2014-2018, peranan
sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB Kabupaten OKU Timur tahun 2018 sebesar
33,81 persen. Peranan tersebut merupakan peranan terbesar dibandingkan sektor-sektor
lainnya. Secara struktur ekonomi berarti kemampuan berproduksi kabupaten ini
sangat bergantung pada sektor pertanian. Dengan kata lain bahwa sektor
pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten OKU Timur.
Tidak
Diminati Generasi Muda
Bekerja pada
sektor pertanian bukanlah merupakan pilihan. Banyak orang yang bekerja pada
sektor ini karena didasarkan pada minimnya keahlian dan keterampilan, sehingga
tidak diterima pada sektor lainnya. Bahkan hampir tidak ada anak sekolah yang
mempunyai cita-cita menjadi petani.
Kenyataan tersebut
terjadi di Kabupaten OKU Timur. Dimana pada tahun 2000-an Kabupaten OKU Timur
(saat itu OKU) memiliki 3 (tiga) Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian (SMK
Pertanian). Namun karena kurangnya minat dan dorongan untuk bersekolah pada
sekolah tersebut, akhirnya ketiga sekolah tersebut ditutup. Kenyataan ini
merupakan bukti konkret bahwa sektor pertanian tidak diminati atau tidak
popular di kalangan generasi muda.
Tenaga
Kerja Semakin Menurun
Meskipun sektor
pertanian diusahakan oleh 204.925 jiwa (61,34%) dari penduduk yang bekerja,
ternyata jumlah tersebut setiap tahun semakin menurun. Penurunan jumlah penduduk
Kabupaten OKU Timur yang bekerja pada sektor pertanian antara tahun 2015 dan
2018 berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) adalah sebesar
9,65 persen yaitu dari 227.933 jiwa (70,99%) menjadi 204.925 jiwa (61,34%).
Penurunan tersebut memperlihatkan keengganan penduduk untuk melakukan usaha
atau bekerja pada sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian
semakin tidak diminati atau tidak popular bagi kalangan tenaga kerja.
Penduduk Kabupaten
OKU Timur ternyata memilih untuk beralih bekerja pada sektor industri dan
sektor jasa. Hasil Sakernas menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja pada sektor
industri antara tahun 2015 dan 2018 di kabupaten ini meningkat sebesar 6,99
persen yaitu dari 15.378 jiwa (4,79%) menjadi 39.366 jiwa (11,78%). Kemudian penduduk
yang bekerja pada sektor jasa antara tahun 2015 dan 2018 juga meningkat sebesar
2,65 persen yaitu dari 77,788 jiwa (24,23%) menjadi 89.786 jiwa (26,88%).
Tingginya
Kendala Usaha
Berbagai kendala
usaha sektor pertanian dirasakan semakin tinggi akhir-akhir ini. Berawal dari
tingginya biaya produksi, tingginya intensitas serangan hama dan penyakit,
cuaca yang sulit diprediksi, keterbatasan modal, rendahnya manajerial, serta
rendahnya harga jual komoditas. Kendala-kendala tersebut telah mengakibatkan
penurunan produksi bahkan tidak sedikit yang berujung pada kerugian bagi petani.
Refleksi atas
tingginya kendala usaha pada sektor pertanian adalah terjadinya penurunan
distribusi prosentase (kontribusi) sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten OKU
Timur. Dimana sektor unggulan dengan kontribusi sebesar 33,81 persen tahun 2018
ini ternyata mengalami penurunan sebesar 3,62 persen dari kontribusi tahun 2015
yaitu (37,43%).
Konsep
Agribisnis
Revolusi Industri
4.0 merupakan wajah baru dunia saat ini yang dimaknai sebagai penggabungan
teknologi otomatisasi dengan teknologi pertukaran data terkini (Cyber Technilogy). Kehadiran revolusi
industri 4.0 telah merubah banyak bidang kehidupan manusia termasuk bidang
ekonomi. Hal ini tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi sektor pertanian.
Dimana jika dilihat secara umum usaha pada sektor pertanian saat ini masih dilakukan
sebatas usaha turun-temurun dengan teknik produksi ikut-ikutan dan belum
sepenuhnya berorientasi pada peluang pasar.
Agribisnis merupakan
solusi agar sektor pertanian dapat terus tumbuh dan menjawab berbagai tantangan
yang muncul. Agribisnis merupakan konsep usaha pada sektor pertanian dengan pengelolaan
profesional dan berorientasi pada peluang pasar. Urgensinya adalah bagaimana
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang agribisnis tersebut. Upaya
berupa pemberian bimbingan tentu juga harus disertai pendampingan. Dengan
demikian sektor pertanian dapat mengubah tantangan revolusi industri 4.0
menjadi peluang. Hal ini tentu harus diiringi oleh penyediaan sarana dan
prasarana pertanian yang memadai dan berkesinambungan. Semoga sektor unggulan
ini kembali populer (Sumber Data, BPS).